Sabtu, 05 November 2011

Remaja gaul

Remaja Gaul, Seperti Apa?  

 


Katanya, remaja yang gaul itu adalah remaja yang gak bakal pernah ketinggalan dengan yang namanya tren masa kini. Apakah itu fashion, mode rambut, handphone bahkan masalah apa yang dibaca, ditonton dan dimakanpun bisa jadi pertimbangan status anak yang gaul.

Emang benar, remaja sangat antusias terhadap adanya hal yang baru. Gaya hidup hura-hura sangat menarik bagi mereka. Daya pikatnya sangat luar biasa, sehingga dalam waktu singkat munculah fenomena baru akibat paham ini. Fenomena yang muncul, ada kecenderungan untuk lebih memilih hidup enak, mewah, dan serba kecukupan tanpa harus bekerja keras. Titel "remaja yang gaul dan funky " baru melekat bila mampu memenuhi standar tren saat ini. Lalu kenapa remaja-remaja sekarang memilih menjadiakn tren sebagai gaya hidup? Karena banyak media yang mempengaruhi gaya hidup remaja yang notaben sedang mencari jati diri menjadi lebih baik dari sekarang. Sebut saja beberapa majalah yang sangat mendukung tren remaja masa kini, dampaknya remaja-remaja banyak mengikuti tren yang ditampilkan tersebut.

Saat ini istilah gaul identik dengan fashion and shopping. Padahal sebenarnya tidak demikian. remaja gaul adalah remaja yang punya identitas dan bisa bersikap serta berprilaku sesuai dengan situasi dan kondisi.

Demikian halnya juga dengan intelektualitas yang dimiliki oleh remaja, remaja bisa dikatakan gaul jika remaja tersebut pintar dalam hampir segala bidang, misalnya pintar dalam mata pelajaran, pintar bergaul, pintar bersikap dan menghargai orang lain serta tidak membuang-buang waktu hanya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.

Hal yang tidak bermanfaat misalnya nongkrong-nongkrong bersama teman-teman mereka sore atau malam hari, atau menggunakan narkoba. Remaja sekarang rentan sekali terpengaruh dengan kondisi dan lingkungan di mana remaja tersebut berada. Lingkungan yang baik akan menjadikan remaja itu baik dan lingkungan yang tidak baik akan menjadikan remaja itu tidak baik pula.

Jadi, remaja gaul itu bukan remaja yang menghabiskan waktu berhura-hura dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Remaja gaul adalah remaja yang mampu mempergunakan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat baik untuk dirinya maupun untuk orang lain.

Cara belajar yang efektive


Cara Belajar yang Efektif

Untuk menjadi seseorang yang sukses, Anda perlu memahami proses belajar Anda. Anda harus mulai dengan memahami kebutuhan dan kepentingan Anda sendiri, kemampuan Anda untuk belajar, cara terbaik untuk belajar, dan pemahaman Anda terhadap suatu subjek.
Belajar adalah sebuah proses. Hal ini dibangun dari langkah-langkah. Cara belajar dapat dengan menghafal, membaca, berbicara, meringkas atau dengan metode lainnya. Cari tahu bagaimana cara belajar terbaik untuk diri Anda.
Ketika Anda sedang mempelajari suatu topik berusahalah untuk mendapatkan nuansa topik melalui judul, kata kunci, dan defenisi. Putuskan apakah Anda perlu referensi lain untuk membantu Anda seperti kamus atau atlas. Baca materi pelajaran. Lihat jika Anda memiliki pertanyaan artinya Anda perlu berbicara dengan guru Anda atau pergi ke sesi les.
Seorang pelajar yang sukses selalu melakukan review terhadap topik yang dipelajarinya. Cara belajar yang baik adalah memeriksa kembali topik yang telah dipelajari.
Pendidik telah lama mencatat bahwa salah satu cara belajar efektif untuk mempelajari sesuatu adalah dengan mengajarkannya kepada orang lain. Dengan mengajar ke seluruh kelas, diharapkan Anda akan gampang mengingat materi pelajaran tersebut.
Banyak cara lain untuk belajar efektif adalah dengan menggunakan cara belajar relasional, yang mengaitkan informasi baru dengan hal-hal yang Anda sudah tahu. Sebagai contoh, jika Anda belajar tentang Romeo dan Juliet, Anda mungkin mengasosiasikan apa yang Anda pelajari dengan pengetahuan sebelumnya yang Anda miliki tentang Shakespeare, periode sejarah di mana informasi yang relevan penulis hidup dan lainnya.
Pengujian dapat meningkatkan daya ingat Anda. Setelah mempelajari ada baiknya Anda membuktikan kebenaran teori yang dikemukakan tersebut melalui percobaan.
Jika Anda memilikiki uang lebih ada baiknya Anda mengikuti bimbingan belajar. Dengan mengikuti bimbingan belajar Anda materi yang telah Anda pelajari akan di direview kembali oleh guru bimbingan belajar Anda.
Terakhir, berhentilah untuk belajar sambil melakukan kegiatan lain. Tidak jarang seseorang belajar sambil menonton televisi. Hal tersebut dapat memecah konsentrasi dalam belajar. Jika konsentrasi pecah tentu materi pelajaran yang terserap tidak seberapa.

Remaja dan prestasi


Prestasi Remaja

Remaja bukan melulu berarti masalah. Tidak semua remaja menghabiskan waktunya dengan sibuk jalan-jalan dan bersenang-senang dengan teman-teman sebayanya. Banyak pula remaja masa kini yang sadar akan kemampuan dan potensi yang dimiliki.
Biasanya hal ini terjadi karena faktor lingkungan yang mendukung perkembangan si remaja itu sendiri. Bilamana keluarga dan terutama orang tua sudah menyadari minat dan potensi sang anak semenjak kanak-kanak, maka dengan arahan yang tepat, prestasi pun dapat diraih diusia belia dan remaja.Sebut saja nama penyanyi tenar saat ini, Gita Gutawa.
Terlahir dari keluarga dengan musik yang kental, keluarga komposer terkenal Erwin Gutawa. Gita mulai mendalami musik semenjak dibangku sekolah dasar di kelas dua. Pada tahun 2005 mulailah karirnya sebagai penyanyi dilirik orang banyak saat ia bersama ADA Band berduet menyayikan lagu Yang Terbaik Bagimu (Jangan Lupakan Ayah)” – Album: Heaven Of Love (2005)
Contoh lain sebut saja penyanyi dan pemain sinetron berbakat Agnes Monica.

Mulai meninggalkan status penyayi ciliknya dengan membintangi sinetron remaja Pernikanan Dini sekitar tahun 2001, si cantik ini mulai mendulang sukses. Berkat kesuksesannya ini Agnes naik daun dan menjadi salah satu artis yang diperhitungkan dan telah memenangkan berbagai penghargaan berkat aktingnya.
Dengan suksesnya di sinetron, Agnes yang mantan penyanyi cilik ini juga sering mengisi soundtrack sinetronnya dan akhirnya merilis album dewasa pertamanya “And the story goes….” Albumnya sukses dan melambungkan namanya dalam kancah industri hiburan Indonesia.
Remaja, bila terarah dengan tepat dan mampu menggali potensi yang terdalam, maka tak diragukan lagi mereka akan sanggup meraih dunia. Masih muda dan waktu masih panjang. Banyak yang bisa diraih dan dicapai.

Pencarian Terpopuler:
prestasi remaja indonesia, remaja berprestasi, prestasi anak muda indonesia, remaja dan prestasi, remaja indonesia berprestasi, remaja sukses, remaja prestasi, prestasi anak muda, prestasi pemuda indonesia, remaja berprestasi indonesia.

Facebook: Manfaat dan Resikonya




Berikut beberapa manfaat Facebook, yakni:
  1. Menambah teman baru, koneksi, atau menemukan teman lama baik dari SD, SMP, SMA, maupun ketika kuliah. Sehingga Facebook bisa menjadi ajang reuni bagi siapapun yang dipertemukan kembali.
  2. Menjadi media yang sangat efektif untuk menjalankan usaha bisnis karena promosi akan langsung dilihat ribuan orang. Promosi yang bisa dilakukan di Facebook ada dua jenis, yaitu yang berbayar dengan yang tidak berbayar. Promosi yang berbayar dapat langsung masuk ke menu pemasangan iklan, sementara promosi gratis bisa dibuat melalui dinding status.
  3. Mengundang teman apabila menggelar acara sehingga tidak perlu kesulitan lagi membuat undangan cetak dalam jumlah banyak.
  4. Belajar Facebook dapat memperoleh pekerjaan dan dibayar.Beberapa situs seperti Shvoong dan Triond melakukan share dengan Faceook, melalui Facebook pengguna melakukan publikasi tulisan dari Shvoong dan Triond. Tulisan yang dikunjungi akan memberikan masukan uang bagi penulisnya.
Sementara resiko Facebook yang patut diwaspadai, yaitu:
  1. Oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan data pengguna facebook apabila si pengguna tidak hati-hati dan jelas akan merugikan pengguna.
  2. “Mulutmu Harimaumu.” Maka, berhati-hatilah menulis status di Facebook. Sebab ketika tulisan dipublikasikan, maka ribuan mata bertindak sebagai saksi selain tulisan itu sendiri. Seperti yang dialami Luna Maya di Twitter ketika mencela wartawan infotainment yang nyaris menggiringnya ke meja hijau.
  3. Resiko Facebook yang paling berbahaya adalah kejahatan kriminal, seperti penculikan, pemerkosaan, penipuan, dan pembunuhan.
Jadi, apabila memutuskan ingin belajar Facebook, tidak perlu takut dengan resikonya. Bersikap hati-hati dan waspada akan membantu Anda meminimkan dampak buruk dari Facebook.

Zona sekolah

Nakal? Buang Jauh Deh!



Pasti kita menyadari, masa remaja seperti kita sekarang ini memang sedang masa transisi. Dibilang anak-anak bukan, dewasa juga belum. Terus apa dong? Yup, Remaja.  Di masa seperti kita sekarang ini, rentan banget dengan yang namanya godaan dari lingkungan sekitar kita. Mulai dari pulang malam, sampai hang out ke tempat-tempat yang agak berbahaya. Cek yuk apa saja kenakalan yang kamu lakukan dan harus segera dihindari!!
1. Merokok
Ini nih bentuk rebel-nya remaja yang paling banyak dilakukan sejak dulu. Tahu nggak, Indonesia adalah Negara peringkat pertama dengan perokok remaja terbanyak di dunia! Bahkan menurut Survey Global Youth Tobacco tentang perokok usia sekolah 13-15 tahun, sebagian besar perokok muda Indonesia tertarik ikut merokok karena ajakan teman atau karena tergiur iklan rokok lho. Waduh, nggak banget! Menurut kak Seto, merokok merupakan cara untuk menunjukan kalau kamu itu anak yang gaul, dan keren. Padahal cukup banyak dari kita yang tahu bagaimana bahaya dari rokok. Sama seperti narkoba, rokok itu candu.  Saat merokok, nikotin yang terkandung di dalamnya mengalir dalam darah menuju reseptor otak menghasilkan dopamine yang bikin kita relax, sayangnya nikotin cuma bisa bertahan paling lama 4 jam. Jauh-jauh ya sama yang namanya rokok.
2. Alkohol
Alkohol memang sudah jadi salah satu teman akrab bagi remaja nakal disamping rokok. Hal ini nggak akan pernah jadi pertanda kita menjadi seorang yang dewasa kok!  Selain dapet label negatif, menurut penelitian dalam jurnal Pediatrics edisi 12 April 2010 lalu, khusus buat gadis remaja yang sering minum alkohol berisiko terkena penyakit payudara non-kanker di usia 20-an dan memiliki peluang lebih besar menderita kanker payudara. Hiiiiii…ngeri kan? Selain itu dampak alkohol juga dapat memicu tindak kriminal dan free sex pada remaja!Nggak banget!
3. Seks Bebas
Kita memaklumi kalau remaja selalu penasaran terhadap semua hal, termasuk semua hal berbau seksual. Minimnya pengetahuan serta budaya tabu yang diterapkan orang tua kita tentang hal ini, selalu menjadikan masalah ini susah dihindari. Masih lagi perkembangan teknologi yang memudahkan kita untuk mengakses situs pornografi, nggak heran kalau survey yang dilakukan Metro TV, 32% remaja sudah pernah melakukan hubungan seksual sebelum menikah dan 20% remaja putri diantaranya sudah pernah melakukan aborsi, wawwww! Tindakan ini nggak sekedar dosa dan dilarang agama, namun bisa menyebabkan terjangkitnya penyakit kelamin, cancer services, kerusakan rahim akibat aborsi bahkan HIV/AIDS! Kebayang nggak sih bagaimana jadinya masa depan kita kalau tiba-tiba kita harus putus sekolah gara-gara hamil?! Duh, nggak mau kan hidupmu hancur cuma gara-gara ini? Makanya jauhi seks bebas mulai dari sekarang!
4. Narkoba
Awalnya memang cuma coba-coba, lama kelamaan jadi kecanduan juga. Setelah kecanduan semua hal bakal kita lakukan demi mendapatkan barang ini, sering berbohong, mencuri, dll. Narkoba mulai dari putauw, heroin, amphethamine, kokain dan masih banyak lagi merupakan bahan adiktif  yang bisa menimbulkan halusinasi, hilangnya kesadaran, dan rasa sakit serta ketergantungan. Efek jangka panjangnya adalah kerusakan sistem syaraf, organ dalam tubuh, dan ganguan mental. Nggak ada bagusnya sama sekali deh kalau kamu sampai berani coba-coba. Yang ada kamu bakal rugi dan kehilangan masa depan cerah. So, big no buat narkoba! lebih baik minum es cendol!
5. Bullying
Masih ingat kan kasus IPDN yang bahkan menimbulkan korban tewas? Budaya feodal jaman penjajahan dulu ternyata masih sering kita lihat di sekitar kita, ajang ‘gencet’ junior kadang masih saja terselip pada masa MOS. Senioritas seperti membentak, menyuruh paksa, sampai mengancam bahkan hingga kekerasan fisik, semua itu menjurus pada bentuk premanisme. Budaya yang nggak berpendidikan ini harus kita buang jauh-jauh, supaya nggak ada korban lagi.
Yang Selanjutnya ringan sih, tapi tetap jangan lho!!
6.Nyontek
Ngaku deh, kamu pasti pernah nyontek kan? Mau nyontek teman atau bikin contekan sendiri alias ‘ngepek’ tetap nggak baik! Rebelisme yang satu ini sudah jadi budaya semua anak sekolah, tapi buat apa membodohi diri sendiri dengan menyontek, percuma dong kita disekolahkan orang tua biar jadi pintar? Sekarang mungkin kamu nggak merasakan akibatnya, tapi beberapa tahun kemudian kamu baru bisa merasakan kalau mencontek itu rugi. Karena ujian berguna untuk mengukur kemampuanmu. Kamu nggak akan pernah tahu kemampuanmu kalau kamu mencontek sepanjang hidupmu.
Jadi, sudah paham kan bahayanya kenakalan remaja masa kini? Nggak perlu merasa nggak cool kalau nggak nakal, tapi pada akhirnya kamu sendiri yang bakal merasakan kerugian di masa depan.

remaja dan hobby


Hobi Koleksi Koin

SEJARAH SINGKAT HOBI MENGOLEKSI KOIN
kolektor_koinHobi mengumpulkan uang logam atau koin merupakan hobi yang sangat populer dan banyak diminati orang-orang saat ini. Setiap hari orang-orang dapat mulai mengumpulkan uang logam kapan saja dan dimana saja. Anda bisa mulai dengan mengumpulkan uang yang Anda terima di celengan, atau di dalam saku baju. Mengumpulkan koin sebagai hobi memang sangat menarik, bahkan kadang-kadang hobi ini sangat  mahal dan membutuhkan banyak uang.Bila seorang kolektor bersedia mengeluarkan jumlah uang yang banyak untuk membeli mata uang tertentu, seperti mata uang yang sudah sangat langka dan berasal dari abad tertentu biasanya koin seperti ini akan dihargai sangat mahal. Banyak veteran kolektor koin membeli koin mahal untuk meningkatkan nilai dari koleksi koinnya
Saat ini, jutaan orang di seluruh dunia sangat tertarik untuk mengumpulkan uang logam. Sebagian besar museum-museum  terkenal di planet ini menampilkan koleksi koin-koin yang sangat langka dan berharga. Seperti museum di Amerika Serikat, yaitu museum Smithsonian yang berada di washington D.C dan Perkumpulan Numismatic ( cara-cara pengumpulan mata uang ) di New York menampilkan  koleksi koin-koin kuno dan bersejarah mereka yang mengesankan dan model tahun pembuatannya berasal dari beberapa abad silam. Lembaga-lembaga tersebut  juga memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang seni mengoleksi  uang logam atau koin. Sehingga semakin banyak masyarakat yang mencintai dan bisa menghargai koin-koin kuno ini.
Walaupun mungkin agak sulit untuk mengetahui dengan tepat awal mula dimulainya hobi mengumpulkan uang logam, namun sebagian besar orang meyakini bahwa hobi mengoleksi koin dimulai setelah koin pertama di dunia di cetak yaitu pada saat 650 SM.
coins_background

Yunani adalah yang pertama kali membuat uang koin dengan menggunakan logam berharga, dimana mereka merancang koin-koin dengan melukiskan gambar dewa, dewi dan pahlawan-pahlawan  yunani kuno. Uang-uang logam ini diciptakan untuk memfasilitasi pertukaran barang-barang secara resmi. Logam-logam berharga yang digunakan sebagai bahan baku untuk mencetak koin adalah emas dan perak, dimana koin-koin ini dikemudian hari digunakan sebagai  metode pembayaran yang resmi sehingga perlahan-lahan dapat menghapus  sistem perdagangan barter yang masih primitive tersebut.
Mengumpulkan koin merupakan hal yang sangat  menggairahkan bagi banyak orang terkenal selama masa Renaissance, dan dicatat oleh  kalangan kolektor koin beberpa tokoh yang memiliki hobi mengoleksi  koin diantaranya adalah Paus dari Gereja Katolik Roma, dan bahkan raja-raja dan tokoh-tokoh lainnya. Hobi ini juga disebut sebagai “The Hobby of Kings”, dan tokoh-tokoh terkenal seperti Raja Louis XIV dari Perancis, Ferdinand I, dan Henry IV dari Perancis dicatat di antara orang-orang yang paling terkenal dari kolektor uang logam. Seorang sarjana dari itali yang sangat terkenal yang bernama Francesco Petrarca, yang juga disebut sebagai ayah dari Renaissance, menjadi penggemar koin yang pertama yang merevitalisasi hobi mengumpulkan uang logam. Francesco  Petrarca juga dianggap orang yang paling terkenal di kalangan kolektor koin selama periode ini.

puisi remaja



imajinasi



Bertalu dalam bunyi-bunyi
Hitung langkah yang kutempuh
Usapkan peluh yang melepuh
Tersebab dekap kota terasa sesak
Serpihan sisa imajinasi
Berserak di lantai
Ingin ku raih pundak matahari
Untuk bekal esok pagi
Bebas! Tanpa jeruji besi
Itu surga hidupku
Berlari, Bernyanyi dan menari
Sesuka hati, Sepuas jiwa
Bersua di selubung polusi
Meraih impian dalam gulungan ekonomi


Cerpen

Cafe Terakhir


Kuteguk lagi kopi hitam pekat yang telah tersaji di meja bundar kecil yang ada tepat di depanku. Sambil menoleh ke kaca transparan yang besar di sampingku, matahari menyinari seluruh tubuhku. Pukul delapan pagi dirinya belum datang juga, ku telah mengirim pesan yang telah terkirim delapan kali. Hanya mengingatkannya bahwa diriku telah ada di tempat biasa, pojok kanan cafe tepat disebelah kaca besar depan toko. Masih kutungu dan menunggu selama mungkin, hingga diriku menua. Kesetiaanku pada dirinya tak akan luntur diguyur air sepanas matahari, ataupun sedingin laut atlantik.
“Bim, menurutku dia mungkin ngga akan datang hari ini.”, ucap seorang staf pekerja cafe dengan membawa teko bundar berisi kopi hitam. Celemeknya masih putih bersih dan mulai mendekatkan teko yang dibawanya ke tepi mulut cangkir kopiku yang hampir habis. Menuangkanya hingga penuh. “Mungkin. Benar katamu Dinar”, kujawab dengan cepat dan tetap memandang keluar. Dinar menghembuskan nafasnya dalam-dalam dan berkata, “Sebaiknya kamu siap-siap ke kampus deh. Jam sembilan nanti kamu kuliah kan Bim.”. Tangan Dinar menepuk punggungku dan pergi membawa tekonya.
Kutundukkan kepalaku sesaat, berpikir apa semua ini benar dijalan yang kuingini. Sedikit berharap akan kembali dirinya di pelukku sepertinya akan tidak apa-apa. Tetapi apa yang kulakukan sekarang ini, terlalu berlebih. Merasa hati ini masih miliknya. Aku meneguk kopi terakhir dan menyelempangkan tas samping yang terkulai diam di kursi sebelah. Aku langsung berdiri dan berjalan ke mesin kasir. Kakiku sudah berada tepat di depan mesin kasir dan seorang perempuan yang berjaga menghitung harga kopiku tanpa bertanya apa yang telah aku pesan. Dia sangat rapi dengan kuncir satunya hari ini, rambutnya lurus dan hitam, seperti dirinya. Kumenengok ke kanan dan kiri, berharap dia duduk pada salah satu kursi di sudut lain di cafe itu. Tidak, hanya seorang pria gemuk yang sedang membaca koran dibawah foto besar seorang perempuan tua yang indah. Ia selalu berada disana setiap pagi jam delapan. Di seberangnya, ada seorang wanita setengah baya dengan laptopnya yang terlalu lengket dengan setiap ujung jarinya. Perempuan itu memakai kaca mata tebal dan disampingnya terdiam buku tebal yang ukurannya sedang, pikirku itu sebuah novel.
“Mas. Mas Bima. Mas!”. Ternyata Frida memanggilku berulang kali dan aku tidak mendengarnya sama sekali. “Oh, iya dik. Ada apa ya?”. “Mas. Jangan menyiksa dirimu sendiri. Mas tahu kan kesehatan mas sekarang bagaimana?”. Aku hanya bisu dengan menghelak napas panjang. Kukeluarkan dompet dan membayar, tanpa harus tahu berapa.
Aku hanya tersenyum kaku kepada Frida yang umurnya lebih muda denganku, lalu pergi menuju pintu masuk. Kumenengok ke belakang sesudah sampai tepat di depan pintu kaca, melihat Dinar melambai dengan wajah aneh dan Frida dengan menggelengkan kepalanya beberapa kali. “Nanti aku menyusul!”, teriak Bima tanpa menunggu pertanyaanku seperti biasa. Aku tersenyum dan menarik ganggang aluminium pintu kaca. Angin langsung berhembus menabrak sekujur tubuhku, bulu kudukku berdiri tegak merasakan dinginnya angin itu. Kukencangkan jaket dan mulai berjalan meninggalkan cafe.
Pikiranku hampir kosong saat berjalan di pinggiran trotoar jalan, hanya dia dan dia. Apa ini semua salahku? Tidak, itu salahnya. Malam itu, sungguh membuat hatiku seperti terlindas sebuah buldoser. Pasar malam, dimana semua pasangan menghabiskan waktunya hanya berdua di bawah sinar rembulan yang sempurna. Mengabadikan rasa cinta mereka di pinggir danau dan memayunginya dengan kembang api. Kami berdua telah merencanakan semua itu dengan matang, malam minggu yang cerah. Sinar rembulan yang terang menemani jalan kami menuju pasar malam. Dia berkata, “Aku sangat senang pasar malam.”, dengan senyum yang sangat lebar. “Aku senang kalau kamu senang.”, balasku dengan senyuman juga. Tanganku menggandengnya cukup erat, memastikan dia akan selalu berada di sampingku di tengah keramaian.
“Pesan berapa tiket mas?”, tanya seorang perempuan petugas karcis. “Dua mbak.”, jawabku singkat. “Jadi seratus ribu mas.”, sambil tersenyum lebar. Saat kumembayar harga kedua tiket, Mona langsung mencium pipi kananku dan memelukku. Merasakan hal itu, bagaikan dunia ini memang benar-benar milik kami berdua. Setidaknya hanya untuk malam ini saja. Aku tersenyum lebar, senyuman yang indah. Hatiku merona bagai bunga lavender di sore hari. “Selamat menikmati.”, ucap penjaga karcis.
Langkah kami berdua sangatlah cepat saat memasuki gerbang depan pasar malam. Mona menarik tanganku dengan berlari dan tidak jarang ia menoleh kebelakang dengan senyuman penuh keceriaan. “Ayo! Cepat Bim.”, ucap Mona sesekali. Tidak ada yang kupikirkan waktu itu saat melintasi perbatasan, hanya kebahagiaan dirinyalah yang ingin aku abadikan. “Yang mana dulu yah? Bingung aku Bim.” Mona menengok ke kanan dan ke kiri, sesaat pula ia menengok ke arahku meminta untuk aku yang memutuskan. Aku pun tertawa dan berkata, “Yang paling kamu suka yang mana?” “Aku sih yang paling suka itu tembak-tembakan kali ya.” “Oke kalau begitu, ayo!”, aku dengan segera menarik balas tangan Mona untuk menuju ke tujuan yang telah kami tentukan.
Kami tertawa dan bersenang-senang malam itu, cukup dapat memastikan bahwa rencanaku akan berhasil. Membuat dia menjadi tunanganku, sepertinya hal yang akan membuat cinta kami lebih aman dan tidak ada yang mengganggu. Tepat di pinggir danau dengan pantulan cahaya rembulan dan kembang api yang telah terluncur ke angkasa, adalah momentum yang tepat untuk memberikan cincin indah ini kepadanya. Beberapa jam telah berlalu setelah kami memasuki gerbang, terasa satu detik bagiku bersamanya. Aku telah memberikannya gulali warna merah muda, boneka katak warna hijau favorit Mona hasil kemenanganku menembak dengan jitu, sebuah balon warna merah, dan sekantong penuh permen. Festival kembang api akan berlangsung beberapa menit lagi, Mona pun masih terlihat sangat ingin mencicipi wahana-wahana yang lebih menantang yang belum kami naiki. Melihat waktu telah memaksaku untuk cepat melakukan semua rencanaku, aku pun berniat meminta kepadanya untuk pergi ke danau segera. Tetapi sebelum aku mengatakannya Mona berkata, “Ayo kita ke danau, sudah saatnya festival kembang api!”. Waw! apakah ini yang dimaksud orang-orang ikatan batin, pikirku.
Kami sempat berlari menuju pinggir danau. Aku memang lebih memilih tempat yang sunyi, agar apa yang telah kurencanakan akan menjadi momen terindah dalam sejarah cinta kami berdua. Kami berdiri sesaat di pinggir danau dengan kepala menatap ke angkasa yang cerah, berputar-putar dalam satu lingkaran guna mencari salah satu kembang api yang telah diluncurkan. Tidak sengaja aku menabrak pundak Mona dengan dadaku yang bidang. Ia sedikit terlempar dan dengan refleks aku meraihnya, mendekapnya. Mona tertawa kecil dan berkata, “Bim, tolong belikan minuman apa aja. Aku haus.”. Aku melepas dekapanku dan berkata, “Akan datang segera tuan putri Mona.”. Aku berlagak seorang pangeran di kerajaan dengan menundukkan kepalaku dan Mona adalah tuan putrinya, dia hanya tersenyum manis kepadaku. “Cepat pangeranku! Aku sudah haus. Engkau tidak mau kan, jika tuan putrimu ini akan dehidrasi?” “Segera!”, aku mengacungkan jari telunjukku dan berlari cepat menuju pepohonan. Meninggalkan Mona untuk sementara, hanya sementara.
“Pak, dua gelas mocca yah!”, ucapku dengan lebar. Saat aku menunggu, aku sempat mengeluarkan kotak kecil bewarna merah dari saku kananku. Kubuka sesaat, itulah sang hadiah untuk tuan putri. Memintanya untuk menjadi tunanganku seperti menaiki satu anak tangga menuju surga bagiku. “Delapan ribu mas.”, kata penjual stan minuman yang sudah berumur kisaran tiga puluh ke atas dengan membawa dua gelas minuman yang telahku pesan. Aku menutup pelan-pelan kotak itu dan memasukkan kembali kedalam kantong kanan celana. Aku tersenyum kepada penjual dan membayar dengan uang pas. Kuambil kedua gelas itu, dari kejauhanpun orang pada bersorak ria dan ledakan kembang api telah terdengar menggeram. Aku dengan cekatan berlari melewati keramaian, tidak peduli teriakan yang terlalu membisingkan telinga dan tawaan itu membuatku lebih bersemangat untuk melakukan ha indah ini. Aku tersenyum sangat lebar, jantung yang semakin berdetak kencang memberikan energi cinta lebih banyak dan pelarianku ini memberikan suasana sejuk yang takkan terlupakan pikirku.
Lariku terhenti di bawah pohon dalam kegelapan, tidak jauh dari tempatku meninggalkan Mona. Kumenatap tajam kearah kedua pasangan yang sedang bepelukan mesra dan bersiuman dengan mesranya. Aku harap aku dapat melakukan hal seperti itu dengan Mona, tetapi dimana Mona sekarang? Kemana dia pergi? Saat kumelangkah lebih dekat menuju pinggir danau, mataku melihat perempuan itu menggunakan warna baju yang sama dengan baju Mona. Rambutnya pun sama. Saat ledakan kembang api tepat di atas kepalaku, dengan sekelibat cahaya menerangi seluruh tepi danau bahkan bayangan dalam lebatnya pepohonan di belakangku sirna seketika. Semuanya pun terkuak sudah, Monalah yang sedang berpelukan dengan seorang pria. Ciumannya begitu serius, membuat jantungku tergencet sangat kuat. Mulutku menganga lebar dan aku tak sengaja menjatuhkan kedua gelas mocca itu. Semua cairan itu terbuang ke tanah dengan sia-sia, cairan cinta dalam hatiku pun juga. Badanku tergoncang sangat hebat, tanganku bergetar dan kepalaku terasa pusing. Mereka pun berhenti berpelukan dan Mona menoleh cepat ke arahku. Dia sangat tergoncang saat mengetahui keberadaanku dan berkata dengan pelan, “Bima.” Aku pun berteriak sangat keras dan berlari mendekati mereka. Hanya ingin memberikan suatu pukulan kepalan tanganku kepada sang lelaki. Kupukulkan rasa ini tepat ke arah mukanya. Ia pun terjatuh tanpa ada suatu perlawanan, aku pun mengunci tubuhnya dengan kedua kakiku dan memukulnya lagi hingga aku merasa puas. Saat ku berdiri dan mengambil napas, wajah laki-laki itu terlihat. Yang ternyata adalah sahabatku, kami telah bersama semajak di sekolah dasar. Tetapi mengapa? Mengapa seperti ini? Aku hanya berkata dengan heran, “Angga? Kenapa?”
Ia hanya terbatuk-batuk dan tidak begitu sadar, tidak mengatakan sepatah kata pun kepadaku. Lalu kuberpaling kepada Mona, yang terlihat tak berdaya sama sekali. “Maafin aku Bim.”, kata Mona sambil menangis. “Maafin? Lalu apa semua ini? Apa kamu buta Mon? Aku sudah memberikan hatiku ke kamu, bahkan apa pun yang kamu inginkan selalu aku turuti. Apa yang kurang?”, teriakku pada Mona. Mona hanya menangis dengan mulut menganga. Tampak ia ingin mengucapkan sesuatu, tetapi tidak segera mengucapkannya. “Hubungan kita sudah selesai Mona! Selesai!”, kulangkahkan kakiku meniggalkan Mona dengan pengkianat itu. Pikiranku kosong saat aku meninggalkannya, sudah terlalu penuh dengan rasa amarah dan sakit yang bergejolak. Otak pun tidak berpikir, bagaimana aku melihat hatiku yang berada di pusat kehidupan tubuhku, sungguh tidak ada waktu.
***
“Awas!”, seorang perempuan yang menaiki motor matik berteriak. Aku tidak sadar aku telah berada di tengah persimpangan jalan, tepat di zebra cross. Motornya tidak terkendali agar tidak menabrakku, ia pun jatuh menabrak pot-pot bunga di pinggir jalan. “Haduh! Bunga-bungaku!”, teriak penjual bunga. Aku tidak tergores sedikitpun, maka aku pun menghampiri sang pengendara motor. Berharap ia tidak apa-apa. “Kamu ngga apa-apa kan?”, tanyaku sambil membantu dirinya berdiri. Bajunya bermandikan tanah dan pupuk yang teraduk menjadi satu, perempuan itu langsung berusaha mencoba memastikan tidak ada luka pada dirinya. Ia terlihat sibuk membersihkan bajunya, maka aku memberdirikan motornya yang bewarna merah mengkilap. Kupasang standarnya dan sedikit melihat mesin motor itu, tidak ada kerusakan yang buruk menurutku. “Kalian harus mengganti semua ini!”, teriak penjual bunga yang sudah setengah baya. “Berapa semuanya pak?”, tanyaku dengan tenang. “Satu Juta!”, teriaknya dengan mengacungkan jari telunjuknya. “Apa? Tapi ini kan cuman menabrak satu per lima bagian keseluruhan toko bapak. Bapak bercanda ya?” “Tidak! Saya tidak bercanda. Untuk jaga-jaga saja.” “Berarti sama saja bapak memeras saya itu namanya.” “Tenang, bapak punya mesin kredit kan?”, perempuan itu memotong secara tiba-tiba. “Punya.” “Ini.”, perempuan itu langsung mengeluarkan kartu kredit dari dompet coklat miliknya . “Bukannya yang harus bayar itu saya?”, tanyaku. Ia hanya menggeleng. “Em, kamu ngga apa-apa kan?”, tanyaku kembali. Perempuan itu menoleh sesaat dan membuka helm yang ia kenakan. Aku kira dirinya berambut pendek dan sangat tomboi, tetapi di dalam helm itu tersimpan wajah yang sangat indah. Seindah kupu-kupu biru di hutan rimba. Matanya sangat tajam, setajam mata jaguar. Rambutnya panjang yang terkulai lemas seindah kain sutra, sangat berkebalikan dengan apa yang telah tergambar dalam benakku. “Baik. Tenang aja, ngga usah tegang kaya gitu.”, ia tersenyum lebar sambil menepuk pundak bagian belakangku beberapa kali. “Aku minta maaf ya.”, kujulurkan tangaku. Tetapi ia menggeleng dan berkata, “Itu bukan salahmu.”
“Ini mbak, terima kasih.”, ucap penjual bunga tiba-tiba. Aku tidak bisa melepaskan pandanganku dari dirinya, aku merasakan sesuatu dari dalam diriku akan dirinya. Aku merasa nyaman dan tenang, untuk pertama kalinya.
“Tunggu dulu, siapa namamu?” tanyaku saat ia mulai menaiki motor matiknya dan bersiap-siap pergi.
“Bernadeth Biofa Melani, salam kenal ya. Kalau kamu?”
“Stevanus Bima Vibrano.”
“Nama yang bagus.”
“Kamu juga.”
Biofa tersenyum kembali dan berkata, “Semoga kita bertemu lagi lain kali ya, Bima.” “Tentunya.”, jawabku singkat. Tetapi hatiku berkata harus akan itu. “Eits, tapi bentar dulu. Ini buat kamu, sebagai tanda maafku.”, aku memberkan sekuntum bunga mawar putih yang sudah tergeletak di tanah. “Terima kasih Bim.”, ucapnya setelah menghirup aroma bunga itu. Lalu ia menaruh bunga itu di saku bajunya dan melambai kecil kepadaku. Aku membalas melambai hingga ia benar-benar pergi melanjutkan perjalanan yang entah kemana. Aku sedikit resah akan kepergiannya, aku ingin selalu dekat dengan dirinya dan baru kali ini aku dapat menghilangkan pikiranku akan si perempuan tidak tahu malu, Mona.
Langkah kakiku sampailah di kampus dan aku melihat dua pengkianat ada di selasar koridor. Aku tidak perduli dengan mereka, pengkianat akan tetap selalu menjadi pengkianat. Tidak akan kukembalikan rasa kepercayaanku pada mereka. Mona, dari namanya saja aku telah muak mendengarnya. Kenapa aku mengirim pesan berkali-kali itu padanya? Tidak berguna, apa lagi dia tidak membalas apa pun. Ayolah Bima, perbaiki kerja otakmu itu! Itu kejadian masa lampau yang tidak perlu diingat-ingat, lupakan wanita jalang itu.
Bulan telah kembali, aku duduk santai di cafe tempat bekerja Danar dan tetap berada di tempat favoritku bersama Mona. Aku masih bermimpi Mona ada di depan tatapan mataku, tersenyum dengan berpangku kedua tangannya di atas meja. Pikiranku terlalu bingung, di satu sisi aku sangat kehilangan Mona yang aku cintai, tetapi di sisi lain aku sangat membencinya.
“Bima!”, terdengar suara perempuan yang memanggilku dari sisi lain cafe. Suara itu sudah pernah aku dengar sebelumnya, cukup familiar. Aku melihat tangan melambai di balik kerumunan penyanyi yang menyanyikan lagu jazz, memang malam itu sedang diadakan lomba jazz. Aku suka lagu tipe itu.
Aku berdiri sejenak, yang ternyata adalah Biofa. Aku merubah raut mukaku yang awalnya sedikit murung menjadi bahagia. “Sini!”, ajaknya. Aku dengan cepat memakai tas sampingku, membawa handphone dan secangkir kopiku menuju mejanya. “Ternyata kamu disini juga Fa? Sejak kapan?”, tanyaku sambil menduduki kursi yang tepat berada di seberangnya. “Sekitar jam enam, kamu Bim?” “Aku jam tujuh, pantesan aja aku ngga ngelihat kamu.” “Kamu juga sering kesini?” “Iya. Setiap cafe ini buka, sampai jam delapan pagi.” “Wah, ngga nyangka.” “Ngga nyangka apa maksudmu Fa?” “Kita itu sebenarnya berada di tempat yang sama setiap harinya , tapi kita ngga pernah ketemu.”. “Bagaimana bisa?” “Aku setiap pagi juga datang kesini, setiap jam sembilan sampai jam dua belas.” “Waw! Berarti waktu tadi pagi itu kamu pergi kesini?” “Iya.”
“Bim!”, seseorang menepuk pundakku dari belakang yang ternyata itu adalah Danar. “Eh, Danar! Kenalin ini Biofa.” “Ngga perlu kamu kenalin aku sama dia, aku udah kenal kok.”. Biofa tersenyum sambil menutupi mulutnya dengan tangan kanannya. “Dia itu pelanggan setia cafe ini. Iya kan Det?”, tanya Danar. “Ah kamu terlalu.”. “Ternyata kalian sudah saling kenal?”, tanya Dinar kepada kami berdua.
“Tentulah. Barusan aja tadi pagi.”, jawabku. “Gimana ceritanya?”, tanya Dinar ingin tahu. “Semua itu karena kesalahanku Nar, aku ngga lihat kiri kanan waktu di perempatan. Terus ada Biofa lewat, naik motor. Eh, bukannya nabrak aku malah nabrak pot bunga.”, aku sedikit tertawa akan hal itu. “Tahu kah kamu Bim, aku melihat perubahan pada diriu malam ini. Teruskan yah!”, ucap Dinar kepadaku. “Aku mau nerusin kerjaku dulu, nanti pak manager marah lagi. Selamat menikmati.”, Dinar meninggalkan kami berdua dan kembali ke dapur cafe. “Tadi aku dengar Dinar meminta kamu untuk meneruskan. Meneruskan apa?”, tanya Biofa ingin tahu. “Tidak penting, itu cuman masa lalu.”, Biofa pun terdiam sesaat. “Tadi waktu aku di depan cafe, ngga lihat motor kamu. Diperbaiki yah? Ada yang rusak?”. Biofa tertawa terbahak-bahak dan berkata, “Ada-ada aja kamu Bim, engga apa-apa. Ngga ada yang rusak sama sekali. Aku kesini jalan kaki.” “Memang rumah kamudeket dari sini?” “Aku ngekost. Aku kuliah di fakultas peternakan. Kalau kamu di fakultas apa Bim?” “Aku di fakultas teknik.” “Teknik apa?” “Teknik lingkungan.”
Malam itu kami bercanda tawa, tidak mengenal waktu. Aku merasa itu adalah kencan. “Waduh, sudah jam sepuluh Fa. Aku kan kuliah pagi. Aku pulang dulu ya.”, aku langsung memasukkan handphoneku kedalam tas. “Aku sekalian. Jalan bareng yuk!”, ajak Biofa. “Boleh, tetapi memang tujuan kita sama?”. “Oh iya juga ya, itu masalah gampang!”, Biofa dengan cepat menarik lengan kananku menuju ke kasir. Pada saat itu aku belum berdiri tegak, maka langkah kakiku belum begitu terarah. Aku sempat menabrak beberapa meja dan hampir menabrak Dinar yang sedang membawa nampan penuh dengan enam gelas berisi bir. “Hati-hati Bim.”, ucap Danar sambil tersenyum.
“Semuanya berapa ya dhik?”, tanya Biofa pada Firda. “Meja sepuluh, lima puluh ribu mbak Det. “Loh, loh, loh. Mbak Det sama mas Bim uda kenal toh?”, tanya Firda saat melihatku ada di samping Biofa. “Gimana ceritanya?”, tanya Firda lagi. “Udah nanti aku ceritain deh di belakang.”, sela Dinar setelah kembali dengan nampan kosong. “Sip deh! Mas Bima sekalian dihitung?” “Mana bisa dihitung? Bisanya dicium tuh!”, teriak Danar dari kejauhan. “Iya.”, jawabku dari pertanyaan Firda. “Oh jadi kamu pingin dicium.”, Bofa langsung mencium pipi kananku secara tiba-tiba. Aku melihat Biofa sesaat, matanya penuh dengan harapan. Hatiku berdetak sangat kencang, melihatnya memandangku seperti itu.
“Tiga puluh mas.”, ucap Firda dengan pandangan sangat aneh kepadaku dan sama halnya dengan pandangan Dinar. Tetapi Dinar lebih menampakkan rasa bahagia. “Aku bayar semuanya aja.”, sambil mengeluarkan uang. Dengan sigap aku memegang tanganya dan berkata, “Tidak baik jika perempuan yang membayar. Laki-laki yang harus membayar.” Dengan perlahan ia menurunkan tangannya dan aku yang membayar itu semua.
“Musik jazzny indah.”, ungkap Biofa saat keluar dari cafe. “Iya, kamu suka ya musik jazz?”, tanyaku sambil berjalan bersama Biofa di pinggiran jalan yang dingin setelah diguyur hujan. “Iya, musik jazz memberikan rasa tenang bagiku.”, sambil memegang dadanya sendiri. “Dan juga memberikan rasa hangat menurutku.”
Biofa langsung melilitkan tangannya ke tanganku dan menyampirkan kepalanya di pundakku. “Aku kangen dengan kakakku. Kamu mengingatkanku pada kakakku Bim.” “Oh ya?” “Rumah kamu dimana sih Bim?” “Lurus terus sampai blok ke empat, lalu belok kiri. Rumah kelima itu kost-kostanku.” “Kamu juga kost ternyata? Jadi kita harus berpisah di persimpangan awal kita bertemu.” “Memang kamu kost dimana Fa?” “Belok kiri hingga blok ke dua, lalu belok kiri lagi. Rumah ke tujuh, itulah kost-kostan aku.”.
Aku berpikir, semoga jalan yang kami lalui ini tidak berujung dan tidak akan pernah sampai ke persimpangan itu. Aku ingin selalu seperti ini. “Jadi, sampai sekian perjumpaan kita malam ini Bim. Akhir dari hari yang panjang.”, Biofa melepaskan tangannya setelah sampai di persimpangan. “Tetapi bukan akhir dari segalanya.”, ucapku perlahan. “Oke sampai jumpa besok malam di cafe yang sama.”, ucap Biofa sambil berjalan menjauhiku. “Sampai jumpa.”, aku pun melakukan hal yang sama. Ada rasa yang tak terucap, tapi aku tidak tahu apa itu. Masih ada sesuatu yang menjadikanku kurang sempurna malam itu. Tetapi Biofa berteriak memanggilku, aku pun menoleh ke arahnya. Biofa langsung meloncat kearahku, menjinjitkan kakinya dan menempelkan bibirnya ke bibirku. Kedua tangannya merangkulku di pundak, kedua tanganku merangkul pinggangnya. Kucurahkan apa yang ada di hati dalam kecupan itu. Kecupan manis yang tidak akan hilang, yang tidak akan diberikan oleh siapapun, bahkan Mona sekalipun.

Bunga dan Kupu-Kupu

 
Angin berdesir agak kencang, ketika aku terus mengayuh sepedaku dengan cepat. Waktu terus mengejarku. Ku lihat jam tangan bututku yang kubeli dengan tabunganku sendiri. Sesekali tanganku menyeka keringat yang terkadang jatuh. Beberapa kali aku hampir menabrak orang yang kebetulan lewat dan berlalu lalang di jalan yang aku lewati. Ahh, ku akui, ini bukan yang aku inginkan. Namun takdir memaksaku. Begitupula ustadzku di pesantren terus menerus mengajari ikhlas dan qanaah, menerima apa adanya rizki dari Allah. Jadilah aku, satu-satunya mahasiswa di kampusku yang berangkat memakai sepeda. Setiap hari, selalu mengayuh sepedaku dengan niat mencari ilmu. Awal kali, karena tekanan orang tua. Namun akhirnya, karena sudah biasa, ya kunikmati saja. Toh, selain sehat, juga irit. Aku tidak perlu untuk membeli bensin jika aku naik motor, atau membayar supir, jika aku naik angkot.
Pernah suatu hari, aku diejek oleh anak sekampusku. Waktu itu, aku datang agak terlambat, sedangkan dia sedang tidak ada kuliah. Melihat aku terburu-buru setelah turun dari sepeda, dia bersama teman-temannya datang menghampiriku. Mereka lalu menyapaku, sok akrab. Lalu memulai pembicaraan “Halo kawan, apa kabar” katanya terdengar ramah. “Alhamdulillah, baik. Maaf ya, aku buru-buru, sudah terlambat”. Lalu aku berlalu cepat meninggalkannya. Sekilas kulihat ekspresi wajahnya, sedikit marah. Namun tak kuperdulikan.
Lalu setelah semua kuliah selesai hari itu, aku berjalan menuju ke tempat sepedaku kuparkir. Naas, ban sepedaku pecah. Bayangkan, tidak hanya bocor, tapi pecah!. Waktu itu, aku hampir marah sama keadaan. “Siapa yang tega melakukan ini?!” batinku. Namun, aku kembali ingat pelajaran yang telah diberikan oleh ustadzku “Barang siapa yang sabar, dia akan memperoleh kemuliaan”. Lalu kutenangkan kembali perasaanku. Lalu aku ke masjid kampus, untuk kembali sejenak menangkan fikiran. Uhh. Sabaar. Saat itulah, anak yang tadi pagi, berjalan menghampiriku. Bersama teman-temannya, mereka kembali menyapa. Aku balas sapaan mereka seramah mungkin. Kulihat wajahnya, tersenyum sinis. Lalu membuka pembicaraan “Kenapa bung, bannya pecah yaa??, kasihaan. Hahaha. Makannya, kalo miskin itu, gak usah belagu. Pake kuliah segala. Ada orang kuliah jaman sekarang kok pake sepeda butut kayak gitu. Dirongsokin aja, gak laku. Mencemarkan nama baik kampus, tau gak lo, hah!! Memalukan!!! Dasar gembel!!”
Dalam hati, aku marah dikatain seperti itu. Tapi aku tetap mencoba tenang. Perlahan, aku mencoba untuk tersenyum, lalu kujawab “Maaf, agamamu apa?”. Kulihat mukanya agak masam. “Apa urusan lo, gembel!” Aku mencoba terus bersabar, dan kembali bertanya “Agamamu apa?”. Gak hanya dia, teman-temannya juga terlihat tersinggung. “Entah agamamu apa. Jika kamu seorang Hindu, ajaran Hindu mengajarkan agar kita melepaskan diri dari keterikatan kita pada dunia. Artinya, rela hidup menjadi gembel. Jika agamamu Budha, kau pasti tahu, siapa Budha itu. Ia adalah seseorang yang tadinya kaya, bahkan anak seorang raja. Namun dia malah memilih hidup menjadi gembel. Jika agamamu Kristen, entah apa aliranmu. Kau tahu, bahwa Yesus adalah orang yang kalau jaman sekarang, bisa juga disebut gembel. Bahkan dia gak milih tinggal bersama para raja, ketika pemerintah menawarkan kekuasaannya dengan syarat, dia meninggalkan ajarannya. Dan jika kau Islam, kau pasti tahu bahwa Nabi Muhammad adalah orang yang sangat sederhana. Bahkan pernah berminggu-minggu dapur beliau tidak mengepul. Kawan…” “Diam kau!! Kalo mau ceramah, jangan di sini, di masjid sana!!” potongnya.
Namun aku cepat menyahut “Semua agama mengajarkan kesederhanaan. Dan semua tokoh besar pendiri agama, hidup dengan cara sederhana dan secukupnya. Tidak berlebih-lebihan dan saling menghormati. Bahkan sebagian mereka adalah orang yang hidupnya lebih memperihatinkan daripada aku. Jika kau mengejek aku gembel, berarti kau lebih menghina mereka. Karena secara transparannya, harta dunia mereka lebih sedikit dari yang aku punya. Maaf sudah sore, assalamu’alaikum”.
Lalu aku bergegas setelah memberikan ceramah pendek itu kepadanya. Sekilas wajahnya geram dan kelihatan marah. Namun, aku tidak perduli. Walaupun aku tahu, pasti mereka yang memecahkan ban sepedaku. Namun aku memilih pergi, dari pada berurusan lagi dengan mereka. Lalu aku melangkah menuju sepedaku, dan menuntunnya pulang. Sambil berharap, ada mobil pick up lewat.
Sampat pada suatu hari, di bulan Ramadhan. Waktu itu aku ditunjuk untuk memberikan kultum singkat, di sebuah acara di kampus. Acara itu diadakan sampai malam hari, karena selain buka puasa bareng juga diadakan tarawih bareng dan mabit (menginap) di kampus. Mirip waktu kami pekan perkenalan dulu. Setelah tarawih berjama’ah, waktunya aku menyampaikan isi materiku. Aku ditunjuk karena ada teman yang mengetahui bahwa aku adalah lulusan pesantren. Iseng, dia mengusulkan namaku untuk ceramah. Dan celakanya, hal itu disetujui oleh panitia acara.
Dengan mebucap bismillah, aku maju di depan panggung. Lalu perlahan, aku mengucapkan salam. Mataku mencoba menyapu ke seluruh ruangan. Kudapati, anak yang dulu mengerjai aku duduk di sana. Berarti dia Islam. Aku tersenyum. Perlahan, kutata perasaanku. “Man jadda wajada, siapa yang berusaha keras, pasti akan berhasil” batinku
“Yang saya hormati, bapak dekan kampus kita tercinta ini. Segenap pengurus kampus, para dosen, dan tidak ketinggalan semua teman-teman mahasiswa yang berbahagia. Puji syukur ke hadirat Allah yang Maha Pemberi Nikmat, karena dengan nikmatnyalah, kita dapat berkumpul di acara ini, tanpa suatu halangan apapun. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad sallaahu ‘alaihi wa sallam. Kepada kerabat dan sahabatnya. Dan semoga kita termasuk umat beliau yang mendapatkan syafa’at beliau di hari kiamat nanti, amin
“Hadirin yang dirahmati Allah. Dalam Surat At-Tin, Allah berfirman manusia diciptakan dalam wujud yang sebaik-baiknya. Laqad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim. Dan itu patut kita syukuri bersama. Kita dikaruniai akal yang sangat berharga. Yang mana tidak semua makhluk hidup memilikinya. Dan kita semua tahu, bahwa manusialah khalifah, pemimpin di muka bumi ini. Namun, jangan senang dulu. Karena pada ayat berikutnya, diakatakan, tsumma radadnaa hu asfala saafiliin. Kemudian Kami, Allah, mengembalikannya pada tempat yang serendah-rendahnya. Bayangkan. Kita adalah makhluk paling mulia sekarang, namun akan dikembalikan ke tempat yang paling rendah. Illalladziina aamanuu wa ‘amilush shaalihaati, falahum ajrun ghairu mamnuun. Kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat baik, maka bagi mereka pahala yang tiada terputus.
“Perhatikanlah! Ayat ini menunjukkan, bahwa semua manusia akan dikembalikan ke tempat yang paling rendah, tempat paling rendah! Dan kita semua tahu, bahwa tempat yang paling rendah, adalah neraka! Ada yang mau masuk neraka? Pasti gak lah. Gak ada orang yang bakat masuk neraka dan gak ada yang mau. Namun, ada pengecualian. Yaitu orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Perhatikan, orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Jadi, bukan orang kaya, pejabat, atau orang yang hebat saja yang berksempatan untuk tidak dilemparkan ke neraka. Asal beriman dan beramal shalih. Semua orang memiliki potensi, bukan?
“Derajat manusia semua sama di sisi Allah. Yang membedakan adalah derajat ketakwaan. Bukan diukur dari keelokan tubuh, ketampanan, kecantikan, kekayaan, pangkat, dan hal-hal lain yang berbau dunia. Sering kita sombong dengan apa yang kita punya. Ada orang yang cantik atau tampannya luar biasa, namun mengatakan orang lain buruk rupa. Ada yang jabatannya tinggi, menindas bawahannya dengan semena-mena. Ada yang sangat kaya dan mengatakan orang lain gembel. Dan hal-hal lain yang menunjukkan kesombongan. Mereka lupa, bahwa apa yang mereka punya bisa saja diambil paksa oleh Allah. Karena semua adalah milik-Nya. Orang yang wajahnya tampan atau cantik, bisa saja dalam sekejap kecelakaan dan mengakibatkan wajahnya buruk rupa. Yang punya jabatan bisa saja tiba-tiba digeser dari kedudukannya.
“Orang kaya bisa saja rumahnya terbakar dalam sekejap, mengakibatkan seluruh hartanya lenyap tak tersisa. Tidak ada yang patut kita sombongkan. Karena semua adalah milik Allah. Lagipula, di dalam perut kita, kita membawa kotoran ke mana-mana. Kotoran yang sangat menjijikan.
“Manusia memang makhluk mulia. Namun jarang yang memanfaatkan kemuliaannya untuk hal yang baik. Bahkan sering merendahkan yang lainnya. Padahal yang berhak sombong, hanyalah Allah. Karena hanya Dialah yang tanpa kekurangan. Demikian yang dapat saya sampaikan. Kurang lebihnya saya mohon maaf. Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh”
Lalu aku turun mimbar. Kudengar tepuk tangan yang meriah dari teman-teman dan para dosen. Aku hanya tersenyum. Lega sudah beban hari itu. Beberapa teman yang duduk di sampingku, menyalamiku, mengucapkan selamat. Dan ada pula yang berterimakasih padaku. Aku menjawab, itu karena hari ini aku apes disuruh maju memberikan ceramah. Padahal aku tidak mau. Dan perkataanku ini disambut tawa oleh para sahabatku.
Sesaat, ketika setelah semua acara selesai, dan aku beranjak pergi menuju ruangan yang telah disediakan oleh panitia untuk menginap, seseorang menghampiri dan memanggilku. Dari jauh, susah untuk mengenalinya karena aku menderita rabun jauh. Setelah agak dekat, aku baru tahu bahwa anak itulah yang dulu memecahkan ban sepedaku. Aku berperasangka buruk, mungkin dia akan kembali mengejekku. Namun kuhapus perasangka itu, karena kata ustadzku, berperasangka buruk pada orang lain bukan ciri muslim sejati. Aku mencoba tersenyum menyambut kedatangannya. Lalu dia mengucap salam “Assalamu’alaikum, masih ingat saya?” “Wa’alaikum salam. Iya. Ada perlu apa?”. Lalu dia mengajak berkenalan. Dari lidahnya, kutahu namanya Alan.
Dia lalu meminta maaf atas kenakalannya waktu itu. Aku hanya tertawa kecil “Gak papa” kataku. Lalu kami ngobrol bersama di serambi masjid, basa basi. Kulihat, wajahnya sudah agak terlihat bersahabat. Tidak seperti waktu aku pertama bertemu dengannya. Dia ternyata orangnya asik dan menyenangkan.
Lalu mulai saat itu berteman akrab, dan sesekali kami tertawa mengingat waktu pertama kali bertemu. Dia yang sok kaya, bertarung melawanku yang sok seperti ulama, menceramahinya. “Hahah, lucu. Sekali lagi aku minta maaf ya?” katanya pada suatu hari “Udahlah, biasa aja”
Hingga suatu hari…
Saat itu hujan lebat. Dia tiba-tiba datang ke rumahku. Aku kaget sekali. “Asad, aku punya permintaan. Maukah kau membantuku?” “Apa itu? Kalo bisa, pasti aku bantu” Kulihat wajahnya keluar banyak keringat. Bibirnya bergetar, seakan menanggung beban. “Tolonglah aku, ajari aku mengaji, membaca Al-Qur’an. Telah banyak ilmu yang dapat aku serap dari hubunganku berteman denganmu. Secara tidak langsung, aku sudah menjadi muridmu. Dan kini, aku ingin menjadi muridmu, Tolong ajari aku membaca Al-Qur’an. Aku tahu, aku terlihat bodoh. Namun bukankah kau pernah berkata, gak ada kata terlambat untuk belajar? Ajari aku ya, Sad?” Sesaat aku bingung. Ini sama sekali gak lucu. Aku saja masih gak fasih dalam membaca Al-Qur’an, masak mau ngajari orang lain? “Gak ah Lan. Aku belum fasih. Tolong jangan aku”. Namun dia tetap memaksaku dan memohon kepadaku.
“Baiklah. Insya Allah, aku sanggup. Tapi, ku gak mau kau anggap sebagai gurumu. Sebagai patner belajar aja, gimana?” “Terserah kamu deh. Yang penting bisa belajar ngaji sama kamu, ya?” katanya, dengan wajah yang lucu. Ternyata, dibalik wajah angkuhnya dulu, dia bisa dibilang cukup manja. Terbukti dengan ekspresinya sekarang, saat merayuku. “Insya Allah”. Kulihat, dia senang sekali. Lalu meraih tanganku dan hendak mencium punggung tanganku. Namun cepat-cepat kutarik kembali tanganku itu “Biasa aja ah” “Oke, pak ustadz, haha”. Kami tertawa bersama. Pertemanan kami semakin akrab. Kami saling membutuhkan dalam hal apapun, melebihi hubungan antara bunga dan kupu-kupu.



Jumat, 04 November 2011

Motivasi bagi remaja..

 

 

10 Cara Menjadi Pintar




Belajar mendadak menjelang ujian memang tidak efektif. Paling nggak sebulan sebelum ulangan adalah masa ideal buat mengulang pelajaran. Materi yang banyak bukan masalah. Ada sepuluh cara pintar supaya waktu belajar kita menjadi efektif.

1. Belajar itu memahami bukan sekedar menghapal
Ya, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.

2. Membaca adalah kunci belajar
Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.

3. Mencatat pokok-pokok pelajaran
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.

4. Hapalkan kata-kata kunci
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.

5. Pilih waktu belajar yang tepat
Waktu belajar yang paling enak adalah pada saaat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar enak yang sama lo. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.

6. Bangun suasana belajar yang nyaman
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.

7. Bentuk Kelompok Belajar
Kalau lagi bosan belajar sendiri, bisa belajar bareng dengan teman. Tidak usah banyak-banyak karena tidak bakal efektif, maksimal lima orang. Buat pembagian materi untuk dipelajari masing-masing orang. Kemudian setiap orang secara bergilir menerangkan materi yang dikuasainya itu ke seluruh anggota lainnya. Suasana belajar seperti ini biasanya seru dan kita dijamin bakalan susah untuk mengantuk.

8. Latih sendiri kemampuan kita
Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru.

9. Kembangkan materi yang sudah dipelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.

10. Sediakan waktu untuk istirahat
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru.

Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di sekolah. Selain menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur, tak perlu detail, berarti kita sudah paham.

kisah hidup Nick Vujicic yang inspiratif [WAJIB BACA]



Terlahir sebagai seorang cacat dengan banyak kekurangan...ternyata tidak menghalangi seorang Nick Vujicic untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitarnya. Sempat depresi dan ingin bunuh diri diusia 8 tahun....namun kemudian dia sadar bahwa hidup harus dia syukuri...apapun keadaannya. Akhirnya perlahan namun pasti...dia menjadi seorang motivator hebat yang mendunia...dan berhasil memotivasi jutaan orang di seluruh dunia untuk terus meraih mimpi. Lebih lanjut mengenai kisah hidup seorang Nick Vujicic...simak artikel berikut yang saya terjemahkan dari wikipedia :




Nicholas James Vujicic (lahir 4 Desember 1982) adalah seorang pengkhotbah, seorang pembicara motivasi dan Direktur organisasi nirlaba LIfe Without Limbs. Lahir tanpa anggota badan karena gangguan Tetra-amelia langka, Vujicic harus hidup dengan kesulitan dan penderitaan sepanjang masa kecilnya.




Namun, ia berhasil melewati kesulitan ini dan, di usia tujuh belas tahun, mulai organisasi sendiri nirlaba Life Without Limbs. Setelah sekolah, Vujicic melanjutkan kuliah di universitas dan lulus dengan baik. Dari titik ini, ia mulai perjalanan sebagai seorang pembicara motivasi dan hidupnya menarik lebih banyak liputan media massa. Saat ini, dia secara teratur memberikan pidato tentang topik yang ia alami, seperti cacat, harapan, dan menemukan arti hidup.



Kehidupan awal

Anak pertama lahir dari sebuah keluarga Serbia , Nick Vujicic lahir di Brisbane, Australia dengan gangguan Tetra-amelia langka: tanpa kaki, hilang kedua lengan di tingkat bahu, dan tak berkaki tapi dengan dua kaki kecil, salah satu yang memiliki dua jari kaki. Awalnya, orangtuanya hancur. Vujicic adalah sehat.

Tumbuh

Hidupnya penuh dengan kesulitan dan kesulitan. Salah satunya yang dilarang oleh hukum negara bagian Victoria tidak boleh mengikuti sekolah utama karena cacat fisik, meskipun ia tidak mengalami gangguan mental. Sampai akhirnya, undang-undang tersebut berubah, dan Vujicic adalah salah satu siswa cacat pertama yang akan diintegrasikan ke sekolah mainstream



Ia belajar menulis dengan menggunakan dua jari-jari kaki di kaki kirinya,. Dan perangkat khusus yang meluncur ke jempol kaki yang dia gunakan untuk pegangan. Dia juga belajar menggunakan komputer dan mengetik menggunakan "tumit dan kaki" metode (seperti diperlihatkan dalam pidatonya), melemparkan bola tenis, main drum pedal, menyisir rambutnya, sikat gigi, menjawab telepon, mencukur dan mendapatkan dirinya segelas air (juga ditunjukkan dalam pidato).

Epiphany

Ditindas di sekolahnya, Vujicic tumbuh sangat tertekan, dan pada usia 8, mulai memikirkan bunuh diri. Pada usia 10 tahun, ia mencoba untuk menenggelamkan dirinya dalam 4 inci air, tapi tidak mati, dan justru dengan peristiwa itu tumbuhlah rasa cinta untuk orang tuanya. Setelah memohon pada Tuhan untuk tumbuh lengan dan kaki, Nick akhirnya mulai menyadari bahwa prestasi adalah inspirasi bagi banyak orang, dan mulai bersyukur kepada Tuhan karena hidup.



Sebuah titik balik penting dalam hidupnya adalah ketika ibunya menunjukkan artikel surat kabar tentang seorang pria dengan cacat berat. Ini membuka pikiran dia untuk menyadari bahwa ia bukan satu-satunya dengan perjuangan besar. Seiring berjalannya waktu Nick mulai menrima situasinya dan mencapai hal-hal yang lebih besar. Dalam tujuh kelas Nick terpilih kapten dari sekolah dan bekerja dengan dewan mahasiswa di sana pada berbagai acara penggalangan dana bagi badan amal lokal dan kampanye cacat. Ketika ia berumur tujuh belas tahun , ia mulai memberikan ceramah di kelompok doa nya, dan akhirnya mulai organisasi non-profit nya, Life Without Limbs.
Pada tahun 2005 Nick dinominasikan untuk "Young Australian of the Year" Award.




Karir

Nick lulus dari universitas pada usia 21 dengan dua jurusan Akuntansi dan Keuangan Perencanaan. Ia memulai perjalanannya sebagai seorang pembicara motivasi, fokus pada topik yang remaja saat ini ia hadapi. Dia juga berbicara di sektor korporasi, meskipun tujuannya adalah untuk menjadi seorang pembicara inspirasional internasional, baik di tempat Kristen dan non-Kristen. Ia secara rutin melakukan perjalanan internasional untuk berbicara dengan jemaat-jemaat Kristen, sekolah, dan rapat perusahaan. Dia telah berbicara kepada lebih dari tiga juta orang sejauh ini, di lebih dari 24 negara di lima benua (Afrika, Asia, Australia, Amerika Selatan, dan Amerika Utara).

Vujicic mempromosikan karyanya melalui acara televisi seperti The Oprah Winfrey Show dan juga dengan menulis. Buku pertamanya yang berjudul Hidup Tanpa Batas:. Inspirasi untuk ridiculously Good Life (Random House, 2010) DVD motivasi, Greater Life Purpose, tersedia di website Life Without Limbs.

Sebagian dari DVD difilmkan di tahun 2005, menampilkan film dokumenter singkat tentang kehidupan rumah nya, dan bagaimana ia melakukan hal-hal biasa tanpa anggota badan. Bagian kedua dari DVD difilmkan di gereja setempat di Brisbane, dan merupakan salah satu dari pidato pertama motivasi profesional. Sebuah DVD bagi kaum muda berjudul: No Arms, No Legs, No Worries: Pemuda Version pidato motivasi Nya dapat dilihat pada Website Speaker Biro Premiere. Vujicic saat ini tinggal di California.

Pertama kali wawancara televisi Vujicic pada 20/20 (ABC) dengan Bob Cummings disiarkan pada tanggal 28 Maret 2008.

Dia muncul dalam film pendek "The Circus Butterfly" yang memenangkan Doorpost Film Project's tahun 2009, dan penghargaan Film Pendek Terbaik di Method Fest Film Festival, di mana Vujicic juga dianugerahi Aktor Terbaik dalam film pendek. Butterfly Circus juga baru saja memenangkan Film Pendek Terbaik di Feel Good Film Festival di Hollywood pada tahun 2010.


Artikel remaja


Artikel Remaja... 




Remaja menurut banyak orang merupakan masa yang paling indah. Namun dibalik keindahan masa remaja terdapat suatu kekhawatiran yang luar biasa. Karena masa remaja merupakan masa peralihan menuju masa kematangan, dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Banyak artikel remaja yang menggambarkan Secara psikologis masa remaja yang notabene adalah masa dimana mereka mulai berhubungan dengan masyarakat dewasa, masa dimana anak mulai merasa setingkat dengan orang dewasa, terutama masalah hak. Sedikit artikel remaja yang di jabarkan seperti yang di bawah ini.
  1. Masa remaja adalah masa yang sangat penting karena masa remaja merupakan masa yang paling rawan. Karena apabila remaja salah dalam mengambil langkah maka akibatnya akan terasa seketika itu juga bahkan jangka panjang baik fisik maupun psikologisnya. Ini dikarenakan selain perkembangan fisik yang sangat pesat remaja juga harus mengimbanginya dengan perkembangan mentalnya.
  2. Masa remaja adalah masa perubahan. Ada lima perubahan yang universal dalam remaja, (1) Perubahan tingkatan emosi, biasanya emosinya lebih tinggi, (2) Perubahan pada tubuh yang sangat pesat, (3) Minat dan peran yang diharapkan dalam kelompok sosial, (4) Minat dan pola perilaku berubah maka nilai-nilai juga berubah dan pa yang dianggap penting pada masa anak-anak sekarang tidak penting lagi, (5) Sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap suatu perubahan. Mereka menuntut adanya kebebasan tetapi mereka masih takut untuk bertanggung jawab.
  3. Masa remaja merupakan masa pencarian identitas. Ericson menyatakan bahwa identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya dalam masyarakat, apakah ia seorang anak ataukah seorang dewasa, apakah ia mampu, percaya diri, sekalipan latar belakang ras, agama maupun nasionalnya. Pencarian identitas ini menurut ericson mempengaruhi perilaku remaja,dan salah satu cara untuk menguatkan identitasnya ini, biasanya menggunakan symbol status dalam bentuk motor, mobil, pakaian, dan pemilihan barang–barang lain yang mudah terlihat, ini semua demi menarik perhatian.
  4. Masa remaja merupakan masa yang tidak realistis. Didalam memandang diri sendiri dan orang lain, remaja cenderung melihatnya dari sisi yang dia inginkan bukan sebagaimana adanya. Tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga keluarga dan teman-temannya. Ini semua mengakibatkan tingginya emosi dan kecewa jika orang lain membuat kecewa remaja ataupun tidak tercapainya pa yang di inginkan.
Artikel remaja diatas hanyalah sekelumit tentang kehidupan remaja, masih banyak lagi hal-hal mengenai masa remaja. Semoga artikel remaja diatas dapat menambah pengetahuan kita.